Kita hidup pada masa di mana merek ingin menjadi manusia, dan manusia berlomba menjadi merek.
Bisa kita katakan, menjadi manusia modern, salah satu atributnya, atau dengan menjadi manusia modern sama saja dengan menjadi manusia industri. Sejak revolusi industri meletus sampai hari ini, dunia tidak berhenti menyempurnakan keindustriannya. Industri yang dulu, yang ‘revolusi industri’ dengan industri yang sekarang tentu berbeda. Industri yang dulu selalu berkaitan dengan pembuatan barang baku dan barang jadi untuk kemudian diperjualbelikan, industri yang sekarang, yang modern, maknanya lebih luas, mencakup semua hal yang bisa diperjualbelikan. Segala hal yang bisa dijadikan komoditas maka di situlah industri. Maka kemudian kita mengenal istilah-istilah semacam industri hiburan, industri olahraga, industri televisi, industri kesehatan, bahkan industri pendidikan. Di dalam industri pendidikan, manusia tidak mengolah barang baku atau barang jadi, tetapi (akan terdengar menyedihkan) ‘menjual ilmu pengetahuan’ yang berarti industri ini termasuk dalam sektor jasa, barang yang ditawarkan adalah ilmu pengetahuan dan keterampilan.
Buku ini berisi total 21 esai singkat dengan latar belakang yang sama; modernitas. Walaupun spesifik membahas fenomena-fenomena yang terjadi akibat kemajuan teknologi yang begitu pesat, esai-esai dalam naskah ini dipilih dengan pertimbangan keterkaitan yang paling luas, atau fenomena yang paling umum dialami oleh masyarakat sekarang. Juga mewakili wajah dunia modern dengan segala kecanggihannya, yaitu dunia yang tergesa-gesa.
Reviews
There are no reviews yet.