Rebut Keadilan Iklim Suara Mek Suku Lalan

Di tepian Sungai Lalan, di tengah rimbun hutan yang dulu hijau tak bertepi, hidup para perempuan adat yang menjadikan hutan bukan sekadar ruang hidup tetapi rumah, guru, dan penuntun.

Buku ini menghadirkan kisah dan pengetahuan perempuan adat dalam merawat dan mengelola sumber daya hutan, sekaligus menyingkap perjuangan mereka melindungi tanah ulayat dari cengkeraman perampasan berbaju manis yakni pasar karbon dan berbagai konsesi kehutanan.

Melalui suara tiga Mek, yakni Mek Rohila, Mek Nuraini, dan Mek Impun yang merupakan ibu kandung para pemimpin adat Suku Batin. Sebutan Mek sendiri merujuk pada perempuan yang dituakan, sosok yang dihormati karena kedudukannya sebagai penjaga nilai dan penerus tradisi dalam masyarakat adat. Pembaca diajak menelusuri kehidupan di tanah ulayat mereka yang terhampar di Dusun Pangkalan Ranjau, Kabupaten Muaro Jambi.

Dari rahim merekalah lahir kearifan yang memandang hutan bukan sekadar bentang alam, tetapi sumber kehidupan, identitas, dan warisan yang harus dijaga hingga ke napas generasi terakhir.