MENEGAKKAN DAMAI DI SERAMBI MAKKAH Menguak Proses UU Pemerintahan Aceh  

Di dunia panggung sandiwara, ada dua sisi yakni panggung depan dan panggung belakang. Penonton panggung depan  menyaksikan babak demi babak secara kasat mata. Sedangkan yang terjadi di panggung belakang, hanya segelintir penonton yang mengetahui suka duka. Di balik tirai panggung, ada jutaan keringat aktor, sutradara, produser yang bercucuran pada masa persiapan, pelatihan, kesabaran,  dan sebagainya.  Begitulah yang tersurat dan tersirat dalam buku ini yang menukilkan sisi-sisi lahirnya Undang-Undang Pemerintahan Aceh (UUPA) pada 2006.

Menyibak halaman demi halaman buku karya Suradi, yang bersumber dari tesis penulis di Magister Komunikasi Politik, FISIP, Universitas Indonesia, pembaca digiring terbang ke lorong waktu. Jarum jam berputar cepat pada dua dekade silam ketika almanak menunjuk Senin, 15 Agustus 2005. Kala itu, rakyat larut bersimbah air mata setelah RI-GAM menggores tinta emas yang mengakhiri perang selama tiga dekade sejak 1976.

Perdamaian RI-GAM memberi lapak merah kepada dunia untuk menumbuhkan kepercayaan kepada pihak yang bersengketa  serta merawat perdamaian. Karena itu, tidak berlebihan  Presiden Prabowo Subianto bicara pentingnya perdamaian dan rekonsiliasi pada St. Petersburg International Economic Forum (SPIEF) 2025 di Rusia, Jumat, 20 Juni 2025 yang dihadiri Presiden Rusia Vladimir Putin, Pangeran Nasser bin Hamad Al-Khalifa dari Bahrain yang merupakan Co-Partner SPIEF, Wakil Perdana Menteri Tiongkok Ding Xuexiang, Wakil Presiden Afrika Selatan Paul Mashatile dan lain-lain.