Mahesa, Wira dan Kirana dibesarkan dalam situasi perang ketika Raja Airlangga diserang oleh kerajaan kecil Wlaram yang bersekutu dengan Sriwijaya untuk memusnahkan kerajaan Medang. Saat itu kerajaan dipimpin oleh Maharaja Dharmawangsa Teguh, ayah mertua Airlangga. Dalam penyerangan itu, seluruh keluarga termasuk istri Raja Airlangga tewas, sedangkan Airlangga bersama Narotama berhasil menyelamatkan diri dan berjuang membangun kerajaan baru bernama Kahuripan hingga ke puncak kejayaannya.
Kisah cinta segitiga antara Kirana, Wira dan Mahesa mengambil latar belakang terbelahnya kerajaan Kahuripan menjadi Janggala dan Panjalu setelah putri mahkota raja Airlangga, Sri Sanggramawijaya Tunggadewi menolak menjadi penerus tahta. Raja Airlangga harus memilih penggantinya, Sri Mapanji Garasakan, adik Sri Sanggramawijaya Tunggadewi ataukah Sri Sanggramawijaya, putra dari selir raja Airlangga. Keputusan telah diambil, kerajaan Kahuripan dibagi menjadi dua.
Pertikaian antara dua kerajaan mulai terjadi sejak pembagian batas wilayah yang tidak jelas oleh Mpu Barada. Mahesa dan Wira, hubungan adik kakak ini merenggang karena mereka berada di kerajaan yang berbeda. Pertikaian terus terjadi, yang dulunya bersatu kini tercerai-berai. Kirana yang tinggal di desa Girah, wilayah Panjalu, tidak dapat menyeberang kembali ke Janggala karena terjadi pertempuran di perbatasan.
Wira berusaha memasuki Daha agar dapat membawa pergi Kirana tetapi dihalangi oleh Mahesa yang telah menyukai kekasih Wira itu sejak pertama bertemu.
Seperti raja Janggala yang ingin menjadikan Panjalu wilayah kekuasaannya, Mahesa memerangi saudaranya sendiri demi mendapatkan Kirana.
Reviews
There are no reviews yet.