Banyuwangi sebagai salah satu serpihan surga yang tertinggal di Bumi
Nusantara, sarat dengan khasanah seni dan budaya yang tidak akan habis untuk dikuliti. Obor Sastra Indonesia yang pertama ini menyala di bumi Blambangan dengan mengambil judul “Sulur Kembang Sri Tanjung”. Sulur (julai tumbuhan yang menjalar) bermakna: tradisi/budaya Banyuwangi yang terus menjalar bergerak ke mana-mana, tidak ada putus dan tidak ada habisnya. Kembang: bagian dari tumbuhan yang mekar, indah, wangi, tersimbol makna: Banyuwangi akan terus tumbuh mekar mewangi (terutama budaya/tradisi yang melekat di masyarakatnya), sedangkan Sri Tanjung, sosok perempuan suci dalam legenda asal-usul Banyuwangi. Perempuan titisan dewi ini merelakan tubuhnya bersimbah darah akibat kemarahan suami tercinta, Raden Sidopekso yang tersulut api cemburu akibat fitnah prabu Sulakromo. Sungai tempat terbunuhnya Sri Tanjung pada akhirnya menjadi wangi. Perpaduan dua suku kata, yaitu Sri: bermakna padi atau Dewi padi yang disimbolkan oleh Gandrung, Tanjung (semenanjung) Banyuwangi adalah sebuah daerah semenanjung, terlihat di daerah selatan Yaitu alas Purwo. Dengan kata lain Banyuwangi adalah daerah ujung timur pulau Jawa (tanjung) penghasil padi atau daerah pertanian yang menjadi sumber mata pencaharian utama masyarakatnya.
Untuk itu kami sampaikan terima kasih sedalam-dalamnya kepada berbagai pihak yang telah membantu mewujudkan potret budaya Banyuwangi yang terbingkai dalam buku antologi berjudul “Sulur Kembang Sri Tanjung”. Banyuwangi dengan Sudut pandang khasanah budaya dalam bentuk puisi sudah beberapa kali dikupas, baik oleh penulis lokal maupun penulis lain di luar Banyuwangi, namun dalam Antologi Khasanah Budaya Banyuwangi ini berbeda, karena ditulis oleh para penulis dengan latar belakang yang berbeda yang membuat buku ini layak untuk dibaca siapa saja.
Banyak seniman nasional lahir dari bumi bekas kerajaan Blambangan ini, karya istimewa mereka tetap melegenda hingga kini, karenanya memupuk jiwa sastra dalam jiwa penulis muda merupakan sebuah keniscayaan bersama. Estafet budaya luhur harus terus mengalir pada jiwa-jiwa anak bangsa agar mereka tidak lupa dengan jatidiri yang harus dijaga, sebagaimana menjaga jiwa agar tak lepas begitu saja dari raga.
Cara Berpikir Upaya Filosofis Membangun Peradaban
Rp 88.000,00 Rp 74.800,00
Memoar Doa-Doa yang Terkabul
Rp 100.000,00
Sulur Kembang Sri Tanjung
Category: Sastra
Description
Reviews (0)
Be the first to review “Sulur Kembang Sri Tanjung” Cancel reply
Shipping & Delivery
Related products
Garwa Padmi
Sajak-Sajak Malam Gerimis Setangkai Mawar Chairil
Rated 1.00 out of 5
Kisah Sayang yang Terhalang
Suhartiningsih selalu berhasil menulis memoar yang penuh kejutan. Cerita yang penulis tulis ini masih mengisahkan tentang curahan rasa hati, imaji, dan perasaan dari penulis yang dituangkan dalam bentuk cerita. Kisah yang digambarkan merupakan peristiwa yang dialami penulis dan dikolaborasikan dengan imajinasi penulis sehingga cerita tersebut menjadi indah dan lebih greget.
PALINTANGAN
The Wisdom of 2022 Kata-Kata Bijaksana Terbaik dari Pengalaman Hidupku
Rated 2.50 out of 5
Reviews
There are no reviews yet.