Puisi-puisi hadir di buku ini menarasikan kenangan tak kunjung padam. Selalu terkenang, selalu terkisah. Derai puisi mulai dari: Kisah Bersamamu, Kenangan Selo Ondo, Mengingatkanmu, Perpisahan, Penghujung Ramadhan , Lebaran Yang Sunyi, Menyepi Dalam Kesendirian, Kisah Tercecer di 75 Tahun Indonesi Merdeka, Pertunjukan Kecil Di Atas Panggung-Nya, Pintu Rezeki, Surat Cinta Untuk Putriku, Irama Pagi, Nikmat Kebebasan, Kerinduan, Suara Hati, Kepergianmu, Mengingat Kepergianmu, My Journay Today, Perayaan Dalam Kesepian, Perayaan, Nikmat Mana Yang Engkau Dustakan, Aku Merindukanmu, Ketika Angin Menyapa Padi, Aku Merindumu, 20 Tahun Kebersamaan, 19 Tahun Usiamu, Pengembaraan Angan,
Jiwa Yang Lelah, Perpisahan, 50 Tahun Usiaku.
Nuansa lembut teriring ingatan kepada yang dicinta sebagai belahan hati, untuk selalu memberi semangat hidup, mengejar cita-cita mulia. Juga rasa syukur atas umur yang diperoleh. Kenikmatan inilah yang selalu disyukuri sebagai manifestasi rindu juga telah redanya serpihan masa kelam itu ketika pandemi telah berakhir.
Bait-bait puisi di buku ini seolah menjadi laku tiap manusia di bumi agar senantiasa menghargai diri dengan terus mengembangkan diri.
Reviews
There are no reviews yet.