Ada banyak alasan untuk menulis yang bisa sama banyak dengan alasan menulis. Jika Anda masih sempat mengakrabi rubrik opini atau esai di media cetak misalnya, latar keilmuan bukan instrumen utama seseorang menulis, tapi hal itu secara tersirat menyampaikan pesan penting—suatu kontribusi. Maka seperti pengalaman membaca yang privat, menulis juga peristiwa yang sangat personal dengan bentangan pembacaan atas hal-hal di sekitar.
Esai-esai pendek di buku Ketika Air Hujan Mencari Sungai garapan Muhamad Kundarto, menegaskan kontribusi ini. Penulis mengafirmasi apa yang dipelajari dari teks terutama yang berkait dengan latar pendidikan-keilmuan. Pembaca diajak menyimak sekaligus memikirkan masalah pertanian, pangan, tanah, air, pohon, reklamasi, petani, marketing, kesehatan, sampah, aksi swadaya masyarakat, dan lain-lain. Kategori pertanian dan lingkungan hidup paling dominan diulas karena keduanya memang menjadi fokus penulis. Di sisi lain, buku ini bercerita tentang pengamatan dari pengalaman mendatangi suatu tempat dan pertemuan-percakapan dengan orang-orang ‘biasa’ sekaligus penting yang tekun di bidangnya. Jadi, penulis terkadang tampil sebagai pakar, pengamat, ataupun seorang warga masyarakat yang menjadi tokoh kunci dari masalah serta solusinya.
Muhamad Kundarto menjadikan basis keilmuannya tidak sekadar teori atau teks, tapi juga harapan yang aplikatif untuk dunia pertanian, lingkungan hidup, dan renungan keseharian tentang hal-hal biasa yang mengisari kita.
***
Dari judul buku orang tidak dapat menebak apa sebenarnya isi buku yang ditulis oleh M. Kundarto ini. Yang jelas, hujan bisa terjadi di mana-mana, tetapi sungai mengalir di tempat tertentu. Maka bermacam pemikiran Kundarto selama 2010-2020 yang tersebar di berbagai media, ibarat air hujan, akhirnya dapat dihimpun ke dalam sebuah buku, sebagai sungai yang menampungnya,
Di zaman digital ini orang sangat mudah mencari informasi. Hanya dengan satu sentuhan jari, Tuan Google akan memberikan jawaban. Tetapi kalau informasi yang diperlukan adalah informasi yang sahih, maka buku masih diperlukan. Buku Ketika Air Hujan Mencari Sungai menyuguhkan berbagai tulisan di bidang pertanian dan Lingkungan Hidup. Selain membahas berbagai permasalahan yang dihadapi Indonesia di kedua bidang itu, Kundarto juga mengajak pembacanya untuk berpikir dan malahan kalau bisa ikut berbuat. Keragaman Indonesia dalam bidang pertanian dan lingkungan memungkinkan setiap individu untuk berbuat sesuatu.
Hal lain yang dikemukakan Kundarto dalam bukunya adalah yang terkait dengan masalah kehidupan sehari-hari masa kini. Tentu saja kita bisa setuju atau tidak tetapi yang penting hal-hal tersebut tidak luput dari pengamatannya. Membaca tulisan dalam buku ini saya berpendapat bahwa pembaca akan bisa memahami isi dengan baik, karena alur cerita mudah diikuti dan bahasanya lugas enak dibaca. Terima kasih saya kepada penulis yang telah berbagi pemikiran tentang apa yang kita bisa perbuat untuk Indonesia tercinta.
—Setijati D. Sastrapradja, Pemerhati Lingkungan Alam Indonesia
Buku “Ketika Air Hujan Mencari Sungai” karya Pak Kundarto ini merupakan kumpulan-kumpulan artikel yang sangat menarik untuk dibaca terutama untuk pembaca yang ingin mengetahui mengenai permasalahan lingkungan yang terjadi disekitar kita. Pak Kundarto menuliskan secara sederhana sehingga mudah untuk dipahami.
Pengalamannya ke lapangan sebagai Tim Teknis Program Kampung Iklim di KLHK memperkaya kita untuk memahami kegiatan-kegiatan yang sudah banyak dilakukan oleh masyarakat di Indonesia untuk mempertahankan dan memperbaiki lingkungan di wilayahnya yang ternyata juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat sendiri.
Profesinya sebagai dosen di UPN “Veteran” Yogyakarta dan hobbynya untuk blusukan secara tidak langsung juga memberikan andil dalam meningkatkan pemahaman kepada masyarakat mengenai potensi-potensi yang kemungkinan masih bisa diupayakan dalam melindungi lingkungan di sekitarnya.
Salah satu tanda keberhasilan suatu tulisan adalah bagaimana agar pembaca ingin terus membaca sampai selesai dan buku ini telah berhasil melakukannya. Selamat Pak Kundarto atas diterbitkannya buku ini dan terus berkarya agar bisa memberi inspirasi untuk masyarakat Indonesia khususnya dalam menjaga lingkungan Indonesia.
—Dra. Sri Tantri Arundhati, M.Sc., Direktur Adaptasi Perubahan Iklim KLHK RI
Dunia pengelolaan dan pemulihan ekosistem dan lingkungan adalah semesta luas yang sering memerangkap kita dalam beragam interpretasi, pemahaman, dan sudut pandang. Melalui tulisan ini, Pak Kundarto berhasil memandu kita untuk memasuki semesta luas itu melalui penyajian ilmiah yang ringan, mudah dicerna, dan bahasa yang menyentuh hati. Ternyata memahami dunia pengelolaan dan pemulihan ekosistem dan lingkungan bisa seringan dan semudah ini, dan penulis berhasil menggerakan hati siapa pun yang membacanya untuk bertindak.
Dr. M. Zainal Arifin, Direktur Konservasi Tanah dan Air Ditjen PDASRH KLHK RI
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum Wr. Wb.
Saya mengenal Mas Kundarto belum lama, walaupun kami berdua cukup aktif di Ikatan Alumni UPN “Veteran” Yogyakarta, namun dalam waktu tersebut, cukup membuat saya memahami Mas Kundarto sebagai pribadi yang menarik dan punya sense yang luar biasa tentang aktifitas sosial terutama masalah lingkungan. Menarik karena beliau adalah ahli tanah di Fakultas Pertanian namun sangat concern dengan isu sosial dan lingkungan yang kadang berbeda jauh dengan disiplin ilmunya. Dan sisi lain yang menarik adalah kegemaran beliau yang katanya sudah senang menulis, dan hal yang di tulis terkait dengan hal apapun tidak hanya bidang akademis yang didalaminya.
Membaca tulisan beliau ini, akan membawa kita untuk memahami perspektif yang beliau ingin sampaikan dari hal yang bersifat pesan moral, hal teknis sampai mungkin lelucon yang ingin beliau sampaikan. Tulisan yang ringan, sederhana dan bersahaja ala Mas Kundarto sangat mudah untuk dinikmati oleh semua kalangan. Tulisan beliau kali ini bertajuk tentang sekitar pertanian yang memang menjadi domain profesional beliau, kemudian tentang seputar isu lingkungan yang juga menjadi concern beliau dan tentunya hal-hal lain seputar pengalaman dan pandangan beliau tentang cerita kehidupan yang menarik untuk mendengarkan rujukan rasa beliau.
Dengan di terbitkan buku ini, saya pribadi memberikan apresiasi pada Mas Kundarto yang telah memberikan suatu sumbangan yang luar biasa bagi komunitas dimana beliau berkiprah, tidak hanya dunia kampus namun juga dunia profesional dan masyarakat umum. Semoga buku ini berguna bagi para pembacanya untuk mendapatkan khasanah keilmuan dan perspektif pribadi beliau yang tentunya berguna untuk kehidupan bermasyarakat.
Walaikumsalam Wr. Wb.
—Dr. Ir. Rudiyanto, Dip. ISM., MIIRSM., MBA., CIQaR., CIQnR., CIMMT., Direktur Utama PT Biro Klasifikasi Indonesia
Saya senang bahwa di era digital seperti sekarang ini, budaya menulis tetap lestari, salah satunya oleh Mas Kun. Bahkan ini dimanfaatkan untuk mempermudah komunikasi ke publik.
Mas Kun adalah teman diskusi yang asyik, apalagi berbicara tentang pengelolaan lingkungan, membuat saya semakin optimis akan masa depan Indonesia.
Mas Kun menceritakan secara positif semua pengalaman hidupnya.
—Venpri Sagara, Kepala Teknik Tambang PT Bukit Asam Tbk.
Tidak banyak akademisi yang mampu menulis karya ilmiah menjadi tulisan populer yang menarik, seperti yang disampaikan dalam buku ini. Penulis berhasil membuat hal yang rumit menjadi mudah dicerna. Selamat Mas Kundarto atas karyanya. Semoga bermanfaat bagi berbagai kalangan.
—Husnain, Ph.D., Kepala BBPSI SDLP – BSIP – Kementan RI – Sekjend HITI
Ketika rasa haus akan bahan bacaan pertanian yang dikemas dalam tulisan populer jarang kita dapatkan, kini rasa itu akan terpenuhi dengan hadirnya sebuah buku yang berjudul Ketika Air Hujan Mencari Sungai.
Buku karya Muhamad Kundarto memiliki kupasan yang sangat luas dan lugas tentang Pertanian, khususnya terkait dengan pengelolaan sumber daya air dan pemanfaatan lahan.
Rangkaian skenario dunia pertanian yang dinarasikan pada setiap bab mengalir dan begitu mudah untuk dipahami pembaca.
Saya yakin buku ini merupakan salah satu sumberdaya informasi yang penting dalam upaya membangun pemahaman pembangunan pertanian secara komprehensif melalui penguatan literasi pertanian Indonesia.
—Gunawan, Kepala Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian Kementerian Pertanian RI
Buku “Ketika Air Hujan Mencari Sungai” yang ditulis Mas Muhamad Kundarto ini menggambarkan hal-hal yang berkaitan dengan masalah pertanian, pangan, tanah, air, pohon, reklamasi, petani, kesehatan, sampah, dan aksi swadaya masyarakat. Sesuai dengan bidang keahliannya, penulis banyak menjelaskan isu-isu tentang pertanian dan lingkungan hidup. Perhatiannya terhadap masalah pembangunan dan kelangsungan lingkungan mendorong penulis untuk melihat langsung pelaksanaannya di daerah-daerah. Sebagai anggota Tim Teknis Kampung Iklim (Proklim) di KLHK, Mas Kundarto melihat Proklim mampu memberikan solusi terhadap masalah perubahan iklim dan bisa diandalkan untuk merawat lingkungan melalui antara lain penanaman pohon-pohon di pinggir jalan atau taman-taman tengah kota. Pengalaman empirik inilah yang menjadi modal utama penulisan buku ini. Buku ini menarik dan bermanfaat untuk dibaca publik akademis dan masyarakat awam karena isinya mudah dipahami.
—Prof. R. Siti Zuhro, MA, PhD., Badan Riset dan Inovasi Nasional, BRIN
Buku berjudul Ketika Air Hujan Mencari Sungai yang merupakan kumpulan dari tulisan yang pernah dibagikan oleh Muhammad Kundarto melalui berbagai media sosial selama bertahun-tahun dengan topik terutama tentang pertanian dan lingkungan, serta ditambah beberapa topik lepas lainnya, ini menarik untuk dibaca karena dibuat saat mencermati berbagai fenomena yang ada saat itu dan kekinian. Latar belakang penulis yang pernah mengenyam pendidikan S1 dan S2 di bidang pertanian, yang dimatangkan ketika menjadi dosen di Fakultas Pertanian UPN “Veteran” Yogyakarta membuat tulisannya di bidang pertanian memiliki landasan berpikir yang mapan. Pengalaman penulis yang sejak tahun 2012 sampai sekarang menjadi anggota Tim Teknis ProKlim Kementerian Lingkungan Hidup (sekarang KLHK RI) membuat tulisan di bidang lingkungan gayut dengan kondisi di lapangan. Pergaulan penulis dengan berbagai kalangan yang luas membuat tulisan dengan topik yang lain menjadi menarik untuk disimak. Semoga tulisan ini dapat menginspirasi pembaca dalam menyikapi tekanan terhadap dunia pertanian dan lingkungan yang semakin lama semakin menguat, sedangkan perhatian tidak sejalan dengan hal itu. Salam.
—Prof. Irfan D. Prijambada, Ph.D., Guru Besar Fakultas Pertanian UGM Yogyakarta
Pak Kundarto produktif mengeluarkan ide, pemikiran dan menuangkan dalam tulisan yang mudah dicerna pembaca.
—M. Baqir., Vice President Audit Internal PT Bukit Asam Tbk.
Menarik dan sarat makna judul buku ini, Penulis melihat perspektif alam dan lingkungan dari berbagai aspek, tidak hanya sisi lingkungan hidup semata namun juga fenomena sosial ekonomi dan budaya masyarakat. Mengulas lengkap mulai paradigma lama hingga trend masa kini. Advokasi positif dari penulis disampaikan secara ringkas dan mudah dicerna oleh pembaca, cerita pengalaman ini mengajak pembaca untuk larut dalam plot alur cerita. Sangat inspiratif sekali tulisan ini, dan sangat layak untuk dikoleksi sebagai referensi bagi khalayak ramai, khususnya para pejuang dan pemerhati Lingkungan.
—Amarudin, Vice President Pengelolaan Lingkungan & Penunjang Tambang PT Bukit Asam Tbk.
Menikmati tulisan seorang ahli dan peneliti seperti Muhamad Kundarto yang dikenal sebagai Ki Asmoro Jiwo, ibarat memiliki sebuah pisau lipat yang multi guna. Dunia pertanian bisa lincah ditulis dengan gaya ilmiah populer.
—Mimbar Bambang Saputra, Mudlogger, Ahli Pengeboran Minyak Bumi, dan Kolumnis
Sesuai latar belakang keilmuannya, penulis dengan jeli menangkap berbagai fenomena di lingkungan masyarakat yang dijumpainya, untuk kemudian diekspresikan dalam tulisan sederhana, bergaya populer, namun sarat pesan bermakna. Orang awam pun akan lebih mudah memahami dan menangkap pesannya.
—Yusuf Iskandar, Praktisi Pertambangan
Meramu sebuah konsep dan pengalaman hidup menjadi sebuah tulisan tidaklah mudah, tapi temanku yang satu ini mampu mewujudkannya dalam buku ini.
Banyak petuah-petuah dan pengalaman hidup yang disajikan secara sederhana namun mengena, penyajianpun simpel tidak rumit dan tidak berbelit-belit karena dalam bentuk cerita-cerita ringan penuh makna.
Saya salut dan yakin buku ini sangat bermanfaat untuk semua kalangan, utamanya bagi mereka yang pengin sukses.
—Akhmad Mundolin, S.Sos, MM., Direktur Utama PT BPR BKK Kendal (Perseroda)
Ketua Forum BPR BKK Se-Jawa Tengah
Gaya bahasa populer atau non formal yg dituangkan di dalam buku cukup menarik sebagai rujukan pemahaman. Namun perlu dipertimbangkan juga pasar calon pembaca segmennya siapa… jika akademisi, maka kutipan-kutipan gaya populer akan susah untuk jadi referensi karya ilmiah. Overall selamat atas tersusunnya buku ini. good jobs. Kalo saya boleh sebutkan ini bisa jadi buku ilmiah semi novel 😅👌
—Hendarto Kurniawan, ST., Direktur Utama PT Tumbuh Jaya Desain Consultant
Mas M. Kundarto punya kecintaan besar dalam menulis kajian-kajian humanis serta masalah-masalah sosial dengan gayanya yang khas. Karakter tulisannya membumi dan mengalir sehingga mudah dan enak dicerna. Itu kekhasan dari tulisan mas Kundarto. Sudut pandang yang diambil saat menulis pun umumnya dari sisi value yang positif. Pembaca diajak bereksploitasi melihat sisi-sisi positif dan optimis dalam kehidupan. Dari tulisan Mas Kundarto pembaca diajak mengambil hikmah positif atas fenomena dan kejadian sekitar.
Kajian-kajian sosial humanis tersebut seringkali dipadukan dengan kompentasinya dalam Ilmu Pertanian. Mas Kundarto sendiri adalah Dosen bidang ilmu Pertanian, selain itu kental dengan tradisi aktivisi sosial kemasyarakatan. Jadilah tulisan-tulisannya yang terkait dengan kajian ilmu pertanian selalu ada misi untuk membela kepentingan petani dan memajukan kajian ilmu pertanian. Renyah, membumi, mengeksploitasi dari sudut pandang posistif dan optimis serta ada misi humanis dalam banyak narasinya, adalah ciri khas tulisan Mas Kundarto. Amat baik, enak dan perlu untuk kita baca.
—Ferizal Ramli, Ekspatriat dan SAP Principal Consultant, berdomisili di Düsseldorf Germany
Tulisan di buku ini sederhana dan cocok untuk semua kalangan, baik kawula muda maupun dewasa, tapi ini menjadi modal besar untuk meningkatkan pengetahuan kita.
—Sahabat Baik di Perancis
“Saya mengenal Kun sebagai aktivis di Fakultas Pertanian UPN “Veteran” Yogyakarta, karena kami sama-sama lulusan dari Universitas yang sama. Dan Kun adalah seorang teman yang menyenangkan, suka bicara berbagai macam topik yang cakupannya seringkali tidak berhubungan satu sama lain, jadi ngobrol dengan Kun bisa dari lihat matahari sampai berganti lihat bulan.
Minatnya kepada masyarakat pedesaan sangat mengagumkan, yang memang cocok dengan ilmu pertaniannya, tidak banyak sarjana pertanian yang punya kepedulian mendalam terhadap cara-cara orang desa bertani dan mendalami budaya di sekitar masyarakat desa.
Kebanyakan sarjana pertanian melakukannya karena tidak punya pilihan atau karena tuntutan profesi, Kun bukan jenis yang seperti itu, dia menjerumuskan diri ke masyarakat desa dan rela berjuang bersama orang desa karena memang itu hasratnya, karena memang itu pilihan hatinya. Karenanya dia kaya akan kedalaman hati dan mengerti cara-cara berinteraksi secara efektif dengan petani petani di berbagai lapangan.
Beberapa waktu yang lalu saya dikabari kalau Kun mau nulis buku, lalu saya tanya apa topiknya?, dengan gayanya yang ndeso, dia bilang kalau mau nulis buku yang isinya macem-macem, menuangkan isi hati dan pengalamannya berada di berbagai waktu dan tempat.
Kun memang bisa berada di macam-macam tempat dan juga di macam-macam waktu.
Ketertarikannya pada konservasi lahan lahan bekas pertambangan sampai menumbuhkan macam-macam komoditi pertanian, membawanya ke berbagai tempat di nusantara. Dia bertemu dengan dengan macam-macam sifat manusia dan budaya yang membentuk kearifan di sekitarnya.
Di waktu dia melamunpun, dia isi otaknya dengan macam-macam cerita, dari masalah percintaan sampai filosofi spiritual , semua dilakukannya dengan totalitas dan dijiwai. Kadang saya curiga apa dulu Kun ini pernah jadi Ande-Ande Lumut di kehidupan sebelumnya? atau memang imajinasinya bisa menembus bulan yang sedang purnama ? hanya Kun sendiri yang bisa menjawabnya.
Di buku ini, Kun juga sedang bereksperimen dengan mencoba “merogoh” kehidupan untuk dibeberkan kepada pembacanya, semua khas gaya Kun. Saya mengagumi keberaniannya menulis dan menjadikannya sebuah buku yang siap diterbitkan dan asik untuk dibaca, saya yakin permulaan ini akan diikuti dengan buku-buku lain yang akan diulas dengan gaya Kun yang “slenge’an” tapi menghunjam sasaran.
Saya juga berharap buku yang ditulis dengan gaya mengalir ini, bisa menjadi inspirasi bagi siapa saja untuk tidak takut menulis. Banyak pengalaman ataupun ide-ide bisa bermanfaat kalau ditulis menjadi buku yang akan terdokumentasi dengan abadi.
Maju terus Kun, kamu sudah melangkah menuju takdirmu menjadi penulis, kutunggu karya-karyamu selanjutnya. Gusti Allah Mberkati “
—Hendro Poedjono, Pemerhati masalah sosial dan budaya. Member of Business Strategic Council Blue Waves Group. Bertempat tinggal di Singapura
“Mas Kun dari desa, asli Kendal dan seperti orang desa lainnya, istiqomah pada pertanian: kedaulatan pangan kunci ketahanan pangan. Buku ini layak dibaca semua orang, terutama generasi muda untuk membangun kemandirian pangan.”
—Mifta Reza, SP, MM., Anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah
Membaca seluruh bab di buku ini, mengajak kita menilik apa yang terjadi di lingkungan dan di keseharian kita. Semua isu dan permasalahan diungkap dengan gaya bahasa ringan dan nyantai. Kegelisahan penulis yang juga kami rasakan, semoga unek-unek singkat ini bisa menjadi memantik kita semua untuk lebih peduli terhadap apa yang terjadi di lingkungan, petani, dan ekologi. Tulisan-tulisan ini akan selalu mengusik benak kita yang masih peduli akan kelestarian tanah air.
—Amalia Wulansari, Direktur Pelaksana Yayasan Bintari Semarang
Saya kenal dengan penulis ini sudah cukup lama. Saya panggil dengan panggilan akrab Mas Kun, beliau merupakan pengurus inti Ikatan Alumni Fakultas Pertanian UPN “Veteran” Yogyakarta. Mas Kun ini sangat aktif di group WA dengan memberikan informasi perihal kegiatan alumni maupun kegiatan yang sedang berjalan di Fakultas Pertanian UPN “Veteran” Yogyakarta, karena Mas Kun juga sebagai pengajar di Fakultas tersebut.
Mas Kundarto bisa dikatakan rutin mengirim tulisannya di group WA maupun di FB utamanya tentang pertanian dan lingkungan, saya selalu sempatkan membaca tulisannya tersebut yang menurut saya cukup menarik untuk dibaca karena selain isinya yang menarik dan dengan bahasa yang populer atau bahasa kekinian dimana sangat mudah dipahami dan dicerna. Tulisannya kadang meggambarkan kerisauan kondisi pertanian saat ini juga ada kritik, tapi disatu sisi juga memberikan masukan dan saran bagaimana mengatasi keadaan yang ada.
Masalah lingkungan saya sangat tertarik dengan tulisan berjudul “Memahami Pengelolaan Sampah di Desa”, Menurut saya perhatian penulisan terhadap sampah pedesaan sangat bagus, hal ini karena jangan sampai kearifan lokal yang selama ini pemanfaatan sampah dijadikan pupuk organik akan rusak dengan hadirnya sampah plastik. Penulis menyarankan dengan penerapan Bank Sampah, usulan ini sangat bagus selain dapat menyelesaikan permasalahan sampah di desa juga akan memberikan manfaat ekonomi di desa tersebut. Selain itu tulisan yang menunjukan perhatian penulis yang sangat besar terhadap lingkungan adalah tulisan yang berjudul “Rehabilitasi Lahan Bersama Masyarakat”, ini ide yang sangat bagus dengan melihat kondisi alam kita yang banyak dilanda bencana banjir dan longsor. Yang lebih menarik karena ide ini melibatkan masyarakat, apabila disemua daerah dapat diterapkan keterlibatan masyarakat dalam mengatasi masalah lingkungan, maka saya meyakini ke depan akan semakin menurun bencana banjir dan longsor.
Penulis juga mengamati kehidupan masyarakat sekitar salah satunya pada saat pandemi, bagaimana dampak pembelajaran daring, hubungan kerja antara atasan dan bawahan sampai dengan olah raga yang aman. Menurut saya buku ini sangat menarik untuk dibaca, Mas Kun lanjutkan hobimu dalam menulis, saya meyakini tulisanmu akan dapat menggerakan pembaca untuk menjalankan ide-idemu yang sangat bagus itu.
Terima kasih telah membuat buku tulisan yang selama ini hanya di share di media sosial, semoga buku ini terus berlanjut. “Selamat Membaca”
—Eddy Martono R., Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI)
Buku ini seperti reflexy pencarian jati diri, melalui langkah langkah perjalanan hidup. Setiap kisah perjalanan penuh pemikiran renungan dan pelajaran, dan secara kasat mata keinginan penulis untuk menyebarkan hikmah bagi pembacanya. Sebuah perjalanan yang meliuk liuk bagaikan perjalanan air mengikuti kehendak alam, untuk kembali ke tempat dia berasal lautan.
—Eri Triharso, Wirausahawan
Buku ini lahir dari niat yang tulus, menunjukkan bahwa penulis Pakde Kundarto memiliki pengalaman yang unik dan menarik, sehingga teori keilmuan yang mumpuni dapat diaplikasikan untuk dunia pertanian, pertambangan, pertanahan, lingkungan hidup dan kegiatan keseharian.
Dengan terbitnya Buku Ketika Air Hujan Mencari Sungai ini, terlihat banyak terilhami dari pengalaman di lapangan, materinya ringan, mudah dipahami & dimengerti, pembahasannya pun sangat menarik, ringan dan akurat.
Terlihat beliau ingin berbagi pengalaman dan bersosialisasi dengan masyarakat luas, baik dengan masyarakat cilik dan golongan elite. Pakde Kundarto adalah seorang sosok yang familiar, mudah bergaul, ramah, legowo dan berbaur dengan siapa saja.
Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat untuk masyarakat banyak dan menjadi amal jariyah.
Sukses selalu buat Pakde Kundarto, salam sehat dan bahagia selalu.
—Tri Sukma Dewi Oktavia, ST, MM., Fungsional Pengendali Dampak Lingkungan Ahli Madya DLHP Provinsi Sumatera Selatan
Reviews
There are no reviews yet.