Sebelum kolonialisme bercokol di Nusantara, wilayah-wilayah yang kini menjadi negara kesatuan Indonesia berdaulat untuk menjalin hubungan niaga maupun budaya dengan bangsa dunia. Salah satunya yang menjadi titik pijak buku garapan Priyambudi Sulistiyanto ini. Bahwa sejak abad ke-16, hubungan Indonesia-Australia sudah dirintis oleh nenek moyang pelaut pencari teripang dari Sulawesi Selatan dan penduduk Aborigin di Australia. Khususnya di tanah Arnhem (Australia Utara) dan di wilayah Kimberley (Australia Barat), kedatangan para pelaut ini telah menjadi bagian keseharian penduduk Aborigin yang karib dengan memori, cerita, pohon asam, maupun warisan maritim.
Jejak nakhoda bernama Boodieman diharapkan membuka pelayaran ke masa kejayaan jalur teripang ini sekaligus penemuan awak perahu padewakang lainnya di masa lalu—yang juga berarti optimisme bagi pengajaran (sejarah) maritim di masa kini. Tema besar buku ini memang cukup serius, tetapi tidak kering dan hambar. Penulis meramunya dalam bentuk cerita perjalanan (ragawi) ke pelbagai tempat di Indonesia dan Australia sekaligus pergulatan intelektual dengan latar perantauan selama 20-an tahun di Australia. Tepat jika Finding Kapiten Boodieman disebut sebagai sebuah penghormatan bagi pertautan-persahabatan antarmanusia dan antarbangsa.
Reviews
There are no reviews yet.